GERHANA MATAHARI CINCIN
last updated :30/01/2009
Humas Pusfatsainsa, Fenomena alam seperti gerhana sudah biasa terjadi, dan gerhana matahari terjadi ketika matahari tertutupi oleh bayangan benda lain yaitu bulan. Fenomena astronomi yang terjadi pada 26 Januari 2006 ini disebut Gerhana Matahari Cincin.
Pantai Anyer, sejak pukul 11.00 WIB tampak dipadati oleh masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum yang ingin menyaksikan, melihat, sekaligus melakukan pengamatan dan penelitian fenomena alam yang jarang terjadi. Pengamat dan peneliti dari luar negeri maupun dalam negeri melakukan pengamatan dan penelitian fenomena astronomi ”Gerhana Matahari Cincin”, misalnya dari Malaysia, USA, California Teknology, RHI Yogyakarta, MGMP Astronomi (FPA Kota Bandung). Fenomena alam ini juga diliput berbagai media elektronik dan cetak seperti Metro TV, Trans TV, SCTV, RCTI, Indosiar TV, TPI, CCTV, DAAITV, Radio Elsinta, Kompas, Fajar Banten, Warta Kota.
Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN melakukan pengamatan dan penelitian Gerhana Matahari di Pantai Anyer, Serang, Banten pada 26 Januari 2009. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk mengamati dan meneliti terjadinya fenomena astronomi ini, termasuk penentuan lokasi, pengujian peralatan, pengiriman data ke server LAPAN Bandung, dan Observatorium Boscha Institut Teknologi Bandung.
Wilayah Indonesia dilewati gerhana matahari, yaitu Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Serang, dan Pringsewu. Peristiwa Gerhana Matahari Cincin di wilayah Indonesia hanya dapat diamati di Serang Banten dan Pringsewu Lampung. Gerhana Matahari terjadi pukul 15.20 WIB, dan berakhir pukul 17.20 WIB, sedangkan terjadinya gerhana matahari berbentuk cincin pada pukul 16.40 WIB sampai dengan pukul 16.41 WIB.
Pusfatsainsa LAPAN, melakukan dua jenis pengamatan gerhana matahari, yaitu pengamatan publik, dan pengamatan ilmiah. Pengamatan Publik, memperkenalkan kepada masyarakat mengenai terjadinya gerhana matahari, seperti apa gerhana matahari tersebut, dan sekaligus mengajak masyarakat untuk mengamati bersama. Pengamatan yang dilakukan LAPAN adalah perekaman saat-saat gerhana, mulai dari kontak pertama sampai dengan berakhirnya gerhana. Gerhana Matahari pasti terjadi setiap tahun, dan gerhana matahari paling besar terjadi pada bulan Juli 2008 melewati Mongolia, Cina, Laut sekitar Jepang. Di wilayah Indonesia, gerhana matahari terjadi pada tahun 1983, dengan beberapa peristiwa gerhana yang lain terjadi pada 1989, 1998, dan 26 Januari 2009, demikian diungkapan Emanuel Sungging M,Sc., Peneliti Bidang Matsa Pusfatsainsa LAPAN.
Kabid. Matsa Pusfatsainsa LAPAN, Dra. Clara Yono Yatini, M.Sc., saat di wawancara mengatakan, secara umum gerhana dalam satu tahun akan terjadi beberapa kali, tetapi kalau gerhana yang sama ditempat yang sama akan terjadi sekian ratus tahun lagi. (Iwan Sodikin/Humas Pusfatsainsa Bandung)
last updated :30/01/2009
Humas Pusfatsainsa, Fenomena alam seperti gerhana sudah biasa terjadi, dan gerhana matahari terjadi ketika matahari tertutupi oleh bayangan benda lain yaitu bulan. Fenomena astronomi yang terjadi pada 26 Januari 2006 ini disebut Gerhana Matahari Cincin.
Pantai Anyer, sejak pukul 11.00 WIB tampak dipadati oleh masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum yang ingin menyaksikan, melihat, sekaligus melakukan pengamatan dan penelitian fenomena alam yang jarang terjadi. Pengamat dan peneliti dari luar negeri maupun dalam negeri melakukan pengamatan dan penelitian fenomena astronomi ”Gerhana Matahari Cincin”, misalnya dari Malaysia, USA, California Teknology, RHI Yogyakarta, MGMP Astronomi (FPA Kota Bandung). Fenomena alam ini juga diliput berbagai media elektronik dan cetak seperti Metro TV, Trans TV, SCTV, RCTI, Indosiar TV, TPI, CCTV, DAAITV, Radio Elsinta, Kompas, Fajar Banten, Warta Kota.
Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN melakukan pengamatan dan penelitian Gerhana Matahari di Pantai Anyer, Serang, Banten pada 26 Januari 2009. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk mengamati dan meneliti terjadinya fenomena astronomi ini, termasuk penentuan lokasi, pengujian peralatan, pengiriman data ke server LAPAN Bandung, dan Observatorium Boscha Institut Teknologi Bandung.
Wilayah Indonesia dilewati gerhana matahari, yaitu Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Serang, dan Pringsewu. Peristiwa Gerhana Matahari Cincin di wilayah Indonesia hanya dapat diamati di Serang Banten dan Pringsewu Lampung. Gerhana Matahari terjadi pukul 15.20 WIB, dan berakhir pukul 17.20 WIB, sedangkan terjadinya gerhana matahari berbentuk cincin pada pukul 16.40 WIB sampai dengan pukul 16.41 WIB.
Pusfatsainsa LAPAN, melakukan dua jenis pengamatan gerhana matahari, yaitu pengamatan publik, dan pengamatan ilmiah. Pengamatan Publik, memperkenalkan kepada masyarakat mengenai terjadinya gerhana matahari, seperti apa gerhana matahari tersebut, dan sekaligus mengajak masyarakat untuk mengamati bersama. Pengamatan yang dilakukan LAPAN adalah perekaman saat-saat gerhana, mulai dari kontak pertama sampai dengan berakhirnya gerhana. Gerhana Matahari pasti terjadi setiap tahun, dan gerhana matahari paling besar terjadi pada bulan Juli 2008 melewati Mongolia, Cina, Laut sekitar Jepang. Di wilayah Indonesia, gerhana matahari terjadi pada tahun 1983, dengan beberapa peristiwa gerhana yang lain terjadi pada 1989, 1998, dan 26 Januari 2009, demikian diungkapan Emanuel Sungging M,Sc., Peneliti Bidang Matsa Pusfatsainsa LAPAN.
Kabid. Matsa Pusfatsainsa LAPAN, Dra. Clara Yono Yatini, M.Sc., saat di wawancara mengatakan, secara umum gerhana dalam satu tahun akan terjadi beberapa kali, tetapi kalau gerhana yang sama ditempat yang sama akan terjadi sekian ratus tahun lagi. (Iwan Sodikin/Humas Pusfatsainsa Bandung)
0 komentar:
Posting Komentar